Pada awal tahun 1970-an Bing Slamet memasuki puncak karirnya. Ia sukses mendirikan grup lawak Kwartet Jaya yang terdiri dari Edy Sud, Iskak dan Ateng. Grup lawak ini hampir tiap pekan tampil di TVRI untuk menghiur penoton dalam siaran yang dipandu Edy Sud yaitu Aneka Ria Safari. Bersama Kwartet Jaya pula Bing Slamet selalu menjadi bintang utama dalam berbagai film komedi antara lain "Bing Slamet Setang Jalanan", Bing Slamet Koboi Cengeng", "Bing Slamet Sibuk-Sibuk-Sibuk", "Bing Slamet Dukun Palsu".
Penggunaan nama Bing Slamet pada film-film komedi menunjukan bahwa nama Bing Slamet menjadi magnet dalam industri film komedi saat itu. Film-film tersebut umumnya tayang di bioskop awal tahun 1970, seakan menjadi puncak karir dan penutup karir sang maestro lawak, karena ia wafat 17 Desember 1974.
Darah senimanya mengalir kepada salah satu putranya yaitu Adi Bing Slamet. Mendengar tanggal kelahiran ayahnya ditetapkan sebagai hari Komedi Nasional, Adi merasa bahagia. Ia mengatakan bahwa perjuangan Bing Slamet dalam menghibur masyarakat telah dikenal luas hingga ke luar negeri.
"Bapak itu tidak hanya menghibur masyarakat tapi juga memiliki keahlian yang lain. Bapak bisa bermain alat musik seperti gitar, kecapi, dan trompet," katanya kepada wartawan usai menghadiri perayaan Hari Komedi Nasional 2025, Plaza Insan Berprestasi, Gedung Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Sabtu (27/9/2025).
