"Jadi ini bukan fiktif, kalau disebut fiktif itu misalnya ini dapur sudah dibangun terus ada duit pemerintah yang disalurkan. Ini dapurnya belum ada, uangnya juga nggak ada yang disalurkan, jadi baru mendaftarkan titik,” lanjutnya.
Alhasil, sistem secara otomatis akan menghapus SPPG yang belum merealisasikan pembangunan selama 45 hari.
“Jadi itu langsung kita delete, rollback, balik lagi ke belakang, balik lagi ke belakang, dan nanti siapa yang membangun duluan ya itu yang kemudian lolos,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala BGN Sonny Sonjaya mengungkap terdapat 6.000 SPPG yang terkena proses rollback. Sonny menjelaskan, mekanisme rollback diterapkan untuk memastikan efektivitas titik SPPG.
“Rollback itu justru dilakukan agar kita mendapatkan SPPG yang efektif. Nah ini kan dikaitkan dengan isu SPPG fiktif ya. Jadi isu tersebut [SPPG fiktif] mungkin muncul dari adanya temuan di lapangan masyarakat, adanya titik-titik yang sudah diajukan namun tidak berproses, tidak dibangun,” ujar Sonny.
Adapun dari 6.000 titik dapur SPPG yang terkena rollback, Sonny mengklaim sebagian mitra kembali melakukan verifikasi dan melaporkan kemajuan pembangunan dapur. Namun, sekitar 3.000 mitra SPPG tidak memberikan laporan lanjutan.