Pilar kedua, mengusung perubahan budaya kerja menuju core system dengan mengintegrasikan nilai-nilai kolaborasi, inovasi, dan orientasi hasil ke dalam aktivitas rutin sehari-hari.
Selanjutnya, pilar ketiga mendorong gerakan “Satu Balai, Satu Inovasi” sebagai ruang kreativitas dan adaptasi, sehingga setiap Balai P2SDM mampu menghadirkan solusi konkret dari permasalahan di lapangan termasuk pengelolaan KHDTK.
Sementara itu, pilar keempat, berfokus pada implementasi Corporate University sebagai ekosistem pembelajaran berkelanjutan, yang dimulai dengan peluncuran resmi, pelaksanaan program percontohan, hingga evaluasi berkesinambungan.
Indra juga mengatakan pentingnya kolaborasi lintas pusat, balai, dan sekolah kehutanan. Ia meminta agar seluruh ketua pilar dan anggota tim segera melaksanakan mandat dengan sungguh-sungguh, memastikan adanya hasil nyata yang langsung dirasakan di lapangan.
Dengan ditetapkannya Tim Efektif dan rencana kerja empat pilar strategis ini, Indra menegaskan komitmen BP2SDM untuk mempercepat perubahan paradigma dalam pengembangan SDM kehutanan.
“Transformasi ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam melahirkan Forestry Human Excellence, yakni SDM kehutanan yang profesional, berkarakter, dan mampu menjawab tantangan global dengan solusi yang adaptif dan berkelanjutan sebagai perwujudan Asta Cita keempat,” katanya.