"Ketika mulai berlaku, produk Indonesia akan langsung menikmati tarif nol persen kepada hampir 90 persen pasar Uni Eropa," kata Airlangga.
Kementeriannya menargetkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa naik diperkirakan sekitar 2,5 kali lipat dalam lima tahun mendatang setelah implementasi kesepakatan itu.
Ekspor tersebut mencakup keseluruhan produk Indonesia khususnya yang melibatkan sektor padat karya di antaranya industri kepala sawit, kopi, tekstil, perikanan, elektronik, alas kaki, produk kehutanan termasuk furnitur, katanya, menambahkan.
Penandatanganan kesepakatan tersebut menjadi tonggak sejarah bagi kedua pihak setelah melalui perundingan panjang sejak September 2016.
Uni Eropa, lanjut dia, termasuk lima besar asal investasi di tanah air, dengan nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa diperkirakan sekitar 30 miliar dolar AS dan ekspor Indonesia mencapai sekitar 13 miliar dolar AS.
Di kawasan ASEAN, Indonesia menjadi negara ketiga yang meneken perjanjian itu setelah Singapura dan Vietnam sudah lebih dulu menyepakati kerja sama perdagangan serupa.